SEJARAH
Secara rumpun ilmu, Program Studi Desain Grafis berada satu rumpun dengan Desain Komunikasi Visual (DKV). Program Studi Desain Grafis juga tergabung dalam Asosiasi Program Studi Desain Komunikasi Visual (Asprodi DKV), meskipun memiliki nama prodi ‘Desain Grafis’. Nama ini dipertahankan karena merujuk pada ciri khas prodi, yaitu memfokuskan diri pada media desain cetak/statis. Dengan demikian, diharapkan prodi dapat membentuk lulusan yang ‘utuh’, memiliki pengetahuan sekaligus kemampuan yang mumpuni di bidangnya. Hal ini sejalan dengan ciri khas vokasi yaitu terfokusnya pembelajaran untuk peningkatan kemampuan.
Program Studi Sarjana Terapan Desain Grafis dirancang untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi untuk menghasilkan produk-produk desain grafis solutif. Berbasis vokasi, kurikulum Program Studi Sarjana Terapan Desain Grafis memiliki bobot praktek yang lebih besar daripada teori, sehingga mahasiswa terbiasa untuk melakukan proses kerja dan memiliki keahlian praktis di bidangnya, terutama di bidang desain grafis untuk kemasan. Keahlian dalam bidang desain grafis untuk kemasan ini adalah keunggulan yang membedakan lulusan Program Studi Sarjana Terapan Desain Grafis dengan pendidikan sejenis lainnya. Meskipun demikian, bidang yang dapat ditempati lulusan tidak terbatas di situ saja, karena lulusan dapat mendesain produk-produk desain grafis lainnya seperti logo, produk promosi dan branding, produk penerbitan dan media, baik cetak maupun digital. Lulusan juga dibekali kemampuan manajemen desain, pengelolaan proyek dan kewirausahaan sehingga mampu mengelola usahanya sendiri.
Program Studi Sarjana Terapan Desain Grafis dilengkapi dengan fasilitas yang memadai seperti laboratorium komputer lengkap dengan alat gambar digital, laboratorium fotografi, studio desain grafis dengan jaringan internet, bengkel desain, dan bahan habis pakai yang disediakan. Berada satu jurusan dengan Program Studi Teknologi Industri Cetak Kemasan dan Teknik Grafika, mahasiswa Program Studi Desain Grafis memiliki akses untuk melihat langsung proses produksi cetak sehingga dapat memahami proses produksi dengan lebih baik.
LAB
- LAB DESAIN GRAFIS
- LAB KOMPUTER
PROGRAM STUDI
Link and match program studi dengan industri telah berlangsung dalam penyusunan kurikulum dan diaplikasikan dalam proses pembelajaran. Salah satunya adalah adanya dukungan dari dosen-dosen praktisi. Kehadiran dosen-dosen praktisi yang telah berpengalaman dalam industri terkait menjadi salah satu jembatan yang mendekatkan dunia industri dalam proses pembelajaran.
Selain itu, kerjasama dengan industri juga diwujudkan dalam beberapa bentuk, antara lain:
a. Program Praktek Kerja Lapangan (PKL)
b. Program pengabdian kepada masyarakat
c. Kunjungan industri
d. Proyek Desain dalam mata kuliah
e. Kuliah umum
f. Program Merdeka Belajar
Tak hanya dengan industri, program studi juga bekerjasama dengan asosiasi terkait, seperti Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI), Asosiasi Profesional Desain Komunikasi Visual Indonesia (AIDIA), Asosiasi Program Studi DKV (Asprodi DKV), Indonesian Packaging Federation (IPF) dan Packaging Development Federation (PDF).
Selain itu, Program Studi Desain Grafis juga bekerjasama dengan perguruan tinggi lain untuk membuka kelas kerjasama dan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
P E L U A N G K E R J A
Karena desain grafis dibutuhkan di hampir semua bidang, peluang kerja untuk lulusan program studi Desain Grafis sangat luas. Lulusan dapat menempati jabatan sebagai desainer grafis, desainer kemasan, desainer konten visual,, desainer signage, dan art director di agency periklanan, butik kreatif, media massa, penerbitan, dan industri-industri lain yang membutuhkan jasa desain grafis. Dibekali dengan pengetahuan dan pengalaman wirausaha, lulusan juga dapat berwirausaha di bidang komunikasi visual selain menjadi profesional independen.
P R O F I L L U L U S A N
- Desainer grafis
- Desainer kemasan
- Desainer konten visual
- Desainer signage
- Art director
K E M A M P U A N L U L U S A N
- Mampu membuat karya desain grafis yang memiliki nilai tambah dan estetis dengan menerapkan pengetahuan desain, komunikasi dan produksi untuk mengatasi permasalahan identitas dan kompetisi yang dihadapi oleh pemangku kepentingan.
- Mampu melakukan riset dan eksplorasi ide untuk menetapkan tujuan, sasaran komunikasi, dan prototipe solusi desain grafis
- Mampu mengembangkan alternatif visual dengan menganalisis data sesuai arahan desain untuk mewujudkan gagasan konsep yang telah ditentukan
- Mampu membuat materi purwarupa (prototype/dummy) dengan menggunakan teknik dan cara yang sesuai berdasarkan arahan desain yang sudah ditentukan dengan memperhatikan faktor ekonomi, kesehatan, keselamatan publik dan lingkungan.
- Mampu menerapkan pengetahuan desain dan pengetahuan struktur, material, ritel serta lingkungan untuk menghasilkan desain kemasan inovatif, tepat guna dan berkelanjutan, agar dapat menyelesaikan masalah identitas dan kompetisi yang dihadapi pemangku kepentingan.
- Mampu merintis usaha mandiri di sektor komunikasi visual.